Seperti biasanya, hari Ahad adalah hari mencuci “nasional” di kos saya. Di pagi buta, sekian baju di hangger telah berderet memenuhi tali jemuran. Sementara, saya baru merendam cucian sambil mengumpulkan sisa hangger yang masih nganggur dengan salah seorang adek kos. Tiba-tiba, hujan turun. Kami pun kalang-kabut menyelamatkan baju temen-teman yang telah dijemur. “Ya, belum sempat menjemur dah hujan. Kapan keringnya nih?” ujar adek kos mengeluh. Sempat terfikir membenarkan kata-katanya. Namun, segera kutepis pikiran tersebut. “Bagi Allah, urusan mengeringkan baju sangat mudah, Dek. Tenang saja,” ujarku menimpali.
Benar saja, tidak sampai bilangan jam, hujan telah reda dan sinar matahari begitu cerah. Kami pun segera menjemur kembali baju-baju yang ada. Hingga tengah hari, ternyata seragam-seragam kami telah kering. Hmm...jika kita yakin, Allah hanya perlu memerintahkan matahari bersinar sebentar saja untuk mengeringkan baju-baju kami. Maka tak pantaslah kita menyalahkan hujan. Allah tidak akan pernah salah dalam mengatur alam ini. Apapun itu. Termasuk saat terjadinya hujan.

Khadijah: Inspirasi Cinta yang Tak Pernah Pudar

مَا أَبْدَلَنِيَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ خَيْراً مِنْهَا قَدْ آمَنَتْ بِى إِذْ كَفَرَ بِى النَّاسُ وَصَدَّقَتْنِى إِذْ كَذَّبَنِى النَّاسُ وَوَاسَتْنِى بِمَالِهَا إِذْ حَرَمَنِى النَّاسُ وَرَزَقَنِى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَلَدَهَا إِذْ حَرَمَنِى أَوْلاَدَ النِّسَاءِ

"Allah tidak memberi ganti kepadaku wanita yang lebih baik dari Khadijah. Ia beriman kepadaku saat orang-orang kafir kepadaku. Ia membenarkanku saat orang-orang mendustakanku. Ia membantuku dengan hartanya saat orang-orang tak memberikannya kepadaku. Dan darinya, Allah mengkaruniakan anak-anak kepadaku saat Dia tak mengkaruniakannya dari wanita-wanita lain."

Redaksi potongan hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dalam Baqi Musnad al-Anshar Hadits al-Sayyidah 'Aisyah: 23719. Menurut al-Haitsami, hadits ini adalah hadits hasan.
Khadijah al-Qurasyiah al-Asadiyah. Ia lahir di kota Mekah 68 tahun sebelum hijriyah atau kira-kira di tahun 556 M. Ayahnya bernama Khuwailid putra dari Asad bin Abdil Uzza bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr. Ibunya bernama Fatimah putri dari Za'idah bin al-Asham bin Rawahah bin Hajar bin Abd bin Ma'ish bin 'Amir bin Luai bin Ghalib bin Fihr. Khadijah dikenal dengan sebuatan ath-Thahirah yang berarti wanita suci.
Khadijah adalah cinta sekaligus istri pertama Rasulullah. Saat menikah dengan beliau, usianya 40 tahun. Bahkan, ia sudah dua kali menjanda. Saat itu Rasulullah Saw berusia 25 tahun. Khadijah meninggal dunia 3 tahun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah.

Kenangan Bersama Khadijah Ra
Bunga cinta Khadijah selalu mekar dalam relung hati Rasulullah. Bahkan, ketika ia telah meninggal dunia sekalipun. Rasulullah selalu mengenang dan bertutur tentang perannya di saat-saat suka maupun duka. Hingga di suatu waktu hati Aisyah Ra, istri Rasulullah yang lain, terbakar api cemburu. Memang, cinta pertama seringkali meninggalkan kesan mendalam. Permasalahannya tentu tidak sesederhana yang kita anggap. Tapi lebih dari itu, karena Khadijah memiliki sederet keistimewaan dibandingkan dengan istri-istri beliau yang lain. Ia berjasa besar dalam mengawal dakwah beliau yang penuh tantangan. Saat itu, ia adalah satu-satunya wanita yang mendampingi beliau.
Setidaknya, ada empat rahasia yang menjadikan cinta Khadijah tak pernah pudar dalam hati Rasulullah: Khadijah mengimani kenabiannya; membenarkan apa yang dibawa dan dikabarkannya; memberikan dukungan finansial di jalan dakwahnya; dan melahirkan putra-putrinya.

Aku, Hadiah TERINDAH Keluarga KU

 Hidup tidak selalu membawa kita pada episode kebahagiaan, senyum dan kesenangan. Saat kesedihan akhirnya harus kita jalani, kadang secara manusiawi, kita berharap ada seseorang yang bisa kita jadikan pelipur. Entah sekadar untuk bercerita demi melepas penat, atau malah bisa menghibur kita, sehingga sejenak bisa melupakan kesedihan dan mencari solusi yang tepat untuk keluar dari masalah
***
 Ya, betapapun kita melangkah jauh di manapun bagian di dunia ini, maka keluargalah yang biasanya menjadi tempat terhangat untuk kita kembali. Mungkin banyak dari kita yang setuju, jika keluarga adalah ibarat pelabuhan untuk kita bersandar dan beristirahat dari penatnya kesibukan dan individualitas dunia. Tapi sayang sekali, banyak di antara saudara kita yang tidak dapat menemukan itu di dalam keluarga mereka. Walau sekaya apapun mereka, namun hati mereka terasa menggelandang. Tidak punya “rumah”.
Apakah pernah terbersit dalam hati kita, bahwa anggota keluarga kita sekarang ini, tidak pernah memesan sebelumnya kepada Allah untuk dipertemukan dengan kita dan terikat darah serta hati atas nama keluarga? Mungkin mereka bisa ditakdirkan Allah untuk berada di tengah- tengah keluarga yang lebih baik dari yang kita bisa ciptakan sekarang untuk mereka. Lalu, mengapa masih ada di antara kita yang justru kehadirannya dibenci oleh anggota keluarga yang lain? Karena kata-kata yang selalu menyakitkan, sikap yang tidak menyenangkan dan kebiasaan yang merendahkan?
Saudaraku, bukankah kebaikan itu akan selalu menentramkan, menghangatkan baik siapa pun penerima dan pelakunya? Dan kebaikan hanya dimiliki oleh orang-orang yang baik. Kebaikan juga bukan hanya akan membaikkan diri kita sendiri, namun juga orang-orang yang kita sayangi. Lalu, mengapa kita masih setia untuk berlaku buruk? lalu mengapa kita masih tetap keras hati untuk menyuguhkan tontonan sikap yang buruk kepada keluarga kita, sehingga mereka sampai- sampai merasa tidak lagi memiliki diri kita sebagai bagian dari keluarga?

Saat Kau Begitu Lelah

Ketika hati sudah menyerah pada sebuah puncak kelelahan, maka sejenak istirahatkanlah dia dan ajaklah dia berbicara dengan jujur, tentang penyebab dari semua itu.

Mungkin hati itu telah sangat terlalu penat dan ingin memuaskan diri berada dekat dengan penciptanya. Mungkin denganmu dia telah merasa sedikit jenuh, karena kealfaanmu menciptakan jarak antar dia dan Penciptanya. Lihatlah betapa dia sangat menginginkan kembali berakrab dengan kebaikan. Biarkan dia belajar untuk menginsyafkan kembali prajurit indrawinya yang masih bandel untuk berada dalam kedamaian. Biarkan sebentar dia menjadi penyaring untuk membedakan yang benar dan salah. Dan biarkan lebih lama, dia menuntunmu untuk menyegarkan dan menyemangatimu kembali, sehingga keluhan dan kelelahanmu bisa diselesaikan olehnya.

Dan ketika ragamu lelah, maka syukurilah, bahwa kau telah berhasil mendidik dirimu untuk berguna bagi keluargamu. Kau membahagiakan mereka, kau menenangkan mereka dengan hasil jerih payahmu yang melelahkan, sehingga tercukupilah kebutuhan mereka. Lihatlah betapa kehadiranmu memang memang pantas untuk di syukuri oleh sekitarmu, maka bersyukurlah atas karunia dari tuhanmu yang menjadikanmu pantas untuk menjadi yang di banggakan.

Dan ketika lidahmu terasa lelah, maka diamlah. Mungkin dia terlalu payah karena menuruti kemauan nafsu, hanya demi tercapainya sebuah kepentingan yang tiada di rihoi Allah. Mungkin Dia terlalu bosan atas sebuah petuah kebaikan, kalimat- kalimat mulia yang selalu kau ucapkan, namun ternyata tidak sesuai dengan yang kau lakukan. Atau mungkin dia terlalu lelah, atas sebuah sandiwara kebohongan yang telah kau usahakan dengan bermanis kata, hanya demi memuaskan ambisi dunia yang sebenarnya sangat sedikit.

Saat matamu juga lelah, maka pejamkan dan istirahatkanlah dia. Rasakanlah betapa kekhasan dari sebuah nikmat itu memang tengah menaungimu lewat indahnya memiliki pandangan. Maka jangan jadikan dia lelah karena terus menerus menjadi salah satu donatur dosa yang justru menggiringmu ke neraka. Dan jangan jadikan dia lelah karena terus menerus kau paksa untuk tetap terjaga mengikuti ambisimu dalam menggenggam dunia. Sadarilah kerinduannya akan sebuah keteduhan yang diingankannya, sebagai salah satu cabang dari cerminan hatimu. Penuhilah keinginannya untuk lebih ringan dalam memandang sebuah bentuk dari egomu.

Jagalah Allah, Maka Allah Akan Menjagamu

Jagalah perintah-perintah-Nya dan kerjakanlah, serta hindarilah larangan-larangan-Nya, maka Dia akan menjagamu dalam berbagai keadaanmu, di dunia dan akhiratmu.

Ketika kau juga memastikan bahwa tiada aturan Allah yang serta merta kau langgar, dan didalam hati kau nyimpan rapat- rapat ketaatan mu kepada Allah serta keindahan imanmu yang hanya kau persembahkan kepadanya, maka segenap ragapun akan mengikuti dan tunduk patuh pada daulat hati, sang raja mereka.

Dan jika hati sudah kau putuskan untuk kau kendalikan atas nama sang maha hidup, maka tiada lain hanya kebaikan yang akan kau lakukan dan kedamaian yang akan kau sebarkan kepada seluruh makhluk yang berada di sekelilingmu.

Namun sebaliknya, saat seribu satu kata kau ucapkan guna menutupi satu dosa yang telah kau lakukan, maka lihatlah kelanjutan hasil dari perilaku sembronomu. Tabungan dosa yang kau ciptakan semakin hari semakin menumpuk, dan ternyata satu kebohongan itu tak lagi simple untukmu. Dari sanalah tumpukan dosa itu berasal, dan bermuara pada musibah yang tinggal menunggu waktu untuk datang membunuhmu. Dan belum lagi lihatlah, masihkah sanggup kau mengangkat wajahmu dihadapan Allah?

Saat kau menjaga hak- hak Allah, maka lambat laun, dirimu akan merasa selalu melihat dan dilihat oleh Allah. Setelah itu tiada lain, bahwa tujuan, perhatian serta ketetapan hatimu hanya tertuju kepadanya. Bahkan seorang manusia saja akan sangat senang saat dia hidupnya berlimpah perhatian dan selalu dikenang atas atapun keadaannya.

Dan Dia adalah Allah Subhanahu wata`ala, Tuhan semesta alam yang Maha santun dan Maha menghargai setiap apa yang dilakukan oleh hambanya, sebagai upaya untuk mendekat kepadaNya. Dialah yang Maha mampu untuk memuliakan dan menghargaimu, serta memberi sebaik- baik balasan bagimu, dalam kehidupan dunia atau akheratmu kelak.

Jagalah Allah, maka engkau mendapati-Nya dihadapanmu...

Sikap Rasulullah Terhadap Kenaikan Harga Barang-barang

Kasus naiknya harga barang, tidak hanya terjadi di zaman sekarang. Fenomena ini bahkan pernah terjadi di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Disebutkan dalam riwayat bahwa di zaman sahabat pernah terjadi kenaikan harga. Mereka pun mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menyampaikan masalahnya. Mereka mengatakan,
“Wahai Rasulullah, harga-harga barang banyak yang naik, maka tetapkan keputusan yang mengatur harga barang.”  Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang menetapkan harga, yang menyempitkan dan melapangkan rezeki, Sang Pemberi rezeki. Sementara aku berharap bisa berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada seorang pun dari kalian yang menuntutku disebabkan kezalimanku dalam urusan darah maupun harta.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Turmudzi, Ibnu Majah, dan dishahihkan Al-Albani)
Pertama, sesungguhnya Allah Dzat yang menakdirkan semua harga
Dengan memahami hal ini, setidaknya kita berusaha mengedepankan sikap tunduk kepada takdir, dalam arti tidak terlalu bingung dalam menghadapi kenaikan harga, apalagi harus stres atau bahkan bunuh diri. Semua sikap ini bukan solusi, tapi justru menambah beban dan memperparah keadaan.
Kedua, sesungguhnya kenaikan harga tidak mempengaruhi rezeki seseorang
Bagian penting yang patut kita yakini bahwa rezeki kita telah ditentukan oleh Allah‘Azza wa Jalla. Jatah rezeki yang Allah tetapkan tidak akan bertambah maupun berkurang. Meskipun, masyarakat Indonesia diguncang dengan kenaikan harga barang, itu sama sekali tidak akan menggeser jatah rezeki mereka.
Allah subhanahu wata’ala menyatakan,
“Andaikan Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (QS. As-Syura: 27)
Ibnu Katsir mengatakan,
“Maksud ayat, Allah memberi rezeki mereka sesuai dengan apa yang Allah pilihkan, yang mengandung maslahat bagi mereka. Dan Allah Maha Tahu hal itu, sehingga Allah memberikan kekayaan kepada orang yang layak untuk kaya, dan Allah menjadikan miskin sebagian orang yang layak untuk miskin.” (Tafsir Alquran al-Adzim, 7:206)

Kebiasaan Buruk di Meja Kerja yang Memicu Penyakit

Meja kerja hampir sama akrabnya dengan tempat tidur Di tempat ini Anda biasa menghabiskan waktu panjang melakukan berbagai aktivitas — membaca email, mendengarkan musik, sampai makan siang. Pantau kembali kebiasaan bekerja Anda, jangan sampai membahayakan kesehatan.

Mendengarkan musik terlalu kerasUntuk menghormati rekan kerja yang lain, Anda menggunakan earphone untuk mendengarkan musik. Hati-hati, perhatikan volume earphone yang Anda gunakan. Seringkali saking kencangnya teman di meja sebelah masih bisa mendengar sayup-sayup suara musik.

Sebelum menggunakan earphone, pastikan posisi volume dalam keadaan 0 atau off. Ketika memasang earphone, naikkan volume pelan-pelan sampai level yang nyaman untuk kuping. Sebuah penelitian yang diadakan di Amerika menyebutkan menggunakan earphone lebih dari 90 menit secara konstan selama waktu yang lama, meningkatkan risiko terjadinya gangguan pendengaran.

Untuk kesehatan telinga, batasi volume sampai 50-70 persen batas maksimal volume. Ketika Anda merasa kuping tidak nyaman atau sakit kepala, sebaiknya hentikan penggunaan earphone segera. Sering kali karena terlalu serius bekerja, Anda sampai melupakan hal ini.

Meja yang berantakan Tumpukan pekerjaan, kertas yang sudah tidak terpakai, sampai bekas makanan sering jadi penghuni abadi meja kerja. Pekerjaan yang terus datang dan kegiatan lain yang menyita waktu membuat Anda sering lupa merapikan meja kerja.

Ada tiga masalah yang bisa muncul dari meja kerja yang berantakan. Pertama, stres karena melihat isi meja yang tidak beraturan serta menumpuk. Kedua, munculnya bibit-bibit sarang kuman. Ketiga, penyakit otot. Penelitian yang diadakan Universitas Arizona, Amerika menemukan meja kerja rata-rata 400 kali lebih kotor dari dudukan toilet. Tempat-tempat yang paling kotor antara lain permukaan meja, keyboard komputer/laptop dan gagang telepon.

Untuk mencegahnya, bersihkan meja Anda setidaknya seminggu sekali. Pada akhir pekan atau awal pekan gunakan waktu untuk membuang hal-hal yang tidak perlu. Seka seluruh permukaan meja dan peralatan lainnya dengan tisu pembersih anti kuman. Meja yang bersih dan lapang akan membuat suasana kerja semakin menyenangkan. Tumpukan yang tidak beraturan serta posisi benda yang tidak teratur akan membuat seseorang berusaha lebih keras untuk meraih sebuah benda yang diinginkan. Tak jarang hal ini menimbulkan cedera otot ringan.

Seporsi CINTA

Suatu malam, seorang teman mengirim pesan pendek pada saya yang sedang asyik bercengkrama dengan keyboard dan layar komputer. Dalam pesan pendeknya, ia menulis kata-kata yang tiba-tiba mampu menghentikan aktivitas saya dalam sejenak. Ia tak bertanya tentang PR-PR organisasi yang selama ini jadi menu sehari-hari kami. Ia pun tak bertanya tentang kabar kuliah atau kegiatan menulis saya. Ia hanya mengirim saya kata-kata ini.
"Cinta itu begitu luar biasa ya, mampu membuat kita tergugu dengan berjuta harap juga rindu, bahkan merasakan apa yang dirasakan oleh orang yang kita cintai. Hingga wujudnya sudah mencipta resah, cemas, juga doa-doa."
Lama saya tak membalas pesan pendeknya. Bukan karena malas, tapi saya harus mencermati setiap kata yang ia tuliskan di layar kecil itu. Adakah ia serius atau hanya ingin ‘perang' kata-kata dengan saya. Dan setelah saya berpikir agak lama, saya membalasnya. Hingga saya harus menghentikan aktivitas saya sejenak karena setelah itu kami terus saling berbalas pesan pendek.
"Tapi, cinta pun menyediakan air mata... Bagaimanapun, ketika kita terjebak dalam sebuah rasa yang awalnya mungkin tak kita sadari, harusnya kita bisa jadi lebih dewasa. Bagaimanapun -sekali lagi- cinta akan tetap indah jika ia disembunyikan hingga hanya kita dan Allah saja yang tahu."
"Cinta itu ibarat warna, jadi ketika kita merasakan ada getar yang tak terdefinisi, itulah cinta. Hanya saja, kita tak tahu cinta dengan warna apa dan seberapa kuat pendarnya menerangi hati kita. Ada orang yang menyadari warna cinta dan kuatnya pendar itu langsung ketika dekat dengan orang yang dicintai.ada juga yang baru sadar ketika orang tercinta telah pergi."

Selamat Jalan Penghuni Syurga

"... Karena sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan..."(Q.S. Al Insyirah : 5-6)
Yakinlah Ibu... Ada hikmah dan rencana Allah yang tidak kita ketahui dibalik semua kejadian ini... Karena kita berasal dari Allah dan kepada-Nya jualah kita akan kembali...

Bulan Pertama
Kami sudah menikah selama hampir sepuluh bulan saat aku menyadari diriku hamil. Betapa bahagianya kami berdua. Saat itu aku masih ingat kami membeli test pack dari sebuah apotik. Saat kutes, diriku positif hamil. Wajah suamiku berseri-seri. Selang beberapa hari, kami pergi ke dokter kandungan untuk memastikan. Subhanallah... ada sebuah titik kecil dirahimku, dia berusia dua minggu... Terima kasih, Ya Allah atas karuniamu yang besar... 

Bulan Kedua
Titik itu sudah mulai berbentuk... Anak kami sayang... Aku senang sekali saat ia mulai berkembang. Ibu akan selalu melindungimu, nak... Ibu akan makan makanan yang bergizi untukmu... Kami berjanji akan memberimu yang terbaik... Insya Allah... Cepat besar, ya sayang... Kalau engkau laki-laki, kami akan menamaimu Ammar, seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang teguh pendiriannya, penghuni surga... Dan kalau engkau perempuan akan kami beri nama Zahrah, bunga yang cantik...

Bulan Ketiga
Orang-orang bilang, kehamilan tidak mempengaruhi aktivitasku, aku justru semangat sekali bekerja... Alhamdulillah anakku tidak rewel... Pintar sekali kamu, nak. Tahu ayah ibumu harus bekerja keras... Tak sekalipun rewel...Anak baik... Saat di -usg, dia sudah bertambah besar... Aku lihat gerakannya lincah... Kami sudah tidak sabar ingin menemuimu... Cepat lahir ya...

Terima Kasih..!! Kau Jadikan Aku Kuat

Baru saja kemarin
Aku masih bisa merasakannya
Menikmati perasaan yang sangat indah
Membingkai setiap detik yang berjalan bersamamu
Mengurai setiap kenangan yang terkumpul di memory internal-ku

Hingga datang hari yang kunantikan.
Hari dimana akan kukatakan segalanya.
Segala tentang perasaanku
Dan berusaha akan menjadi lebih baik.

Hari yang ingin sekali kubagi denganmu.
Membungkus semua suka duka yang pernah kita lewati.

Hari yang sengaja kupersiapkan dengan matang.
Mulai dari beragam kuliah yang jauh-jauh hari sudah kurampungkan.
Baju-baju yang sudah kucuci dan akhirnya kusetrika, hingga tertata apik di almari agar tak ada lagi beban di hari itu.
Foto-foto kenangan yang sudah kucetak,
Hingga rencana untuk mengenakan baju yang memang belum pernah kupakai sekalipun. Karena memang ini salah satu caraku menyambut hari bersejarah kita di malam itu.

Untukmu Yang KU Nanti

Jika lelah yang kurasa sekarang, aku yakin kau juga merasakannya. Lelah menantimu. Lelah menanti janji Allah untuk segera mempertemukan kita dalam kesempatan untuk menggenapkan separoh dari agama ini. Lelah… dan teramat lelah….!!!!
Itulah yang sekarang kurasakan. Lelah untuk tetap menjaga hati dan iman ini. Lelah untuk istiqomah menanti hingga janji Allah tiba. Lelah untuk tetap tersenyum dalam menghadapi setiap pertanyaan..
“Kapan menikah…..?”
Di tengah kelelahan itu, izinkan aku sekedar melukiskan kekeluan hati yang sulit terucap dengan lisan. Dan izinkan pula aku sedikit mengutip surat cinta dari Allah, sebagai kewajiban kita untuk saling mengingatkan dalam hal kebaikan dan kesabaran…
Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (syurga) (QS An-nur : 26)”
Huuf….!!!!
Lega rasanya, bisa sedikit menyampaikan ini. Meski jika boleh sedikit jujur, kutulis petikan firman Allah itu hanya sekedar menghibur hatiku yang teramat lelah. Menghibur hatiku yang terkadang perih melihat kebahagiaan temanku atau  bahkan yang usianya di bawahku telah mendapat izin Allah untuk melangsungkan pernikahan. Hatiku yang terkadang iri melihat temanku melahirkan anaknya dan terasa lengkap sudah dirinya diciptakan sebagai seorang perempuan. Yang telah berkesempatan untuk menjadi seorang ibu.
Lelah…!!! Dan teramat lelah….!!!!

Keutamaan Di Bulan RAJAB

Hari ini Selasa 22 Mei 2012, tepat tanggal 1 Rajab 1433 H. Bulan Rajab adalah salah satu dari Empat Bulan Haram atau yang dimuliakan Allah swt. (Bulan Dzulkaidah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab). 

Allah swt berfirman:
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan Ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” At Taubah: 36

Fenomena pergantian bulan di mata muslim adalah salah satu sarana untuk mengingat kekuasaan Allah swt dan dalam rangka untuk mengambil ibrah dalam kehidupan juga sebagai sarana ibadah.

Karena itu, pergantian bulan dalam bulan-bulan Hijrah kita disunnahkan untuk berdo’a, terutama ketika melihat hilal atau bulan pada malam harinya. Do’a yang diajarkan oleh Baginda Rasulullah saw. adalah:
اللَّهُمَّ أَهْلِلْهُ عَلَيْنَا بِاْلأَمْنِ وَاْلإِيْمَانِ وَالسَّلاَمَةِ وَاْلإِسْلاَم رَبِّيْ وَرَبُّكَ اللهُ هِلاَلَ رُشْدٍ وَخَيْرٍ
“Ya Allah, Jadikanlah bulan ini kepada kami dalam kondisi aman dan hati kami penuh dengan keimanan, dan jadikanlah pula bulan ini kepada kami dengan kondisi selamat dan hati kami penuh dengan keislaman. Rabb ku dan Rabb mu Allah. Bulan petunjuk dan bulan kebaikan.” (HR. Turmudzi)

Shaum di Bulan Rajab

Shaum dalam bulan Rajab, sebagaimana dalam bulan-bulan mulia lainnya hukumnya sunnah.
Diriwayatkan dari Mujibah al-Bahiliyah, Rasulullah aw. Bersabda:
Puasalah pada bulan-bulan haram (mulya).” Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Imam Ahmad.
Rasulullah saw. juga bersabda:
“Kerjakanlah ibadah apa yang engkau mampu, sesungguhnya Allah tidak pernah bosan hingga kalian bosan”.Ibnu Hajar, dalam kitabnya “Tabyinun Ujb”, menegaskan bahwa tidak ada hadits, baik sahih, hasan, maupun dha’if yang menerangkan keutamaan puasa di bulan Rajab.
Bahkan beliau meriwayatkan tindakan Sahabat Umar yang melarang mengkhususkan bulan Rajab dengan berpuasa.

100 % Gratis TUGAS AKHIR


Yang sedang mencari TUGAS AKHIR dengan judul KOMPUTERISASI SIMPAN PINJAM Berbasis MULTIUSER silahkan download disini yach... ? Hehehehe......
100 % Gratis 'beuth'

suwun 
KLIK DISINI
http://www.ziddu.com/download/19454348/LAPORANPROYEKAKHIR.rar.html

DION INDONESIA IDOL "like this" Song : Begadang



Menghiasi Hati Dengan Damai

Di dalam jasad kita ada segumpal daging yang akan menentukan “warna” diri kita. Ibarat sebuah lampu fantasi yang indah yang mampu memulai aneka pola kedip yang ritmis dan memesona dengan aneka warna. Hati adalah program yang dibuat kemudian diwujudkan dalam sebuah rangkaian listrik. Begitu saklar (on) dinyalakan, maka berkediplah dengan indah seperti yang direncanakan, sehingga bisa dinikmati oleh semua mata yang melihatnya.

Hati kita adalah chip kecil yang mengandung program. Dan tiap kejadian di dunia adalah saklar baginya. Hati yang dipenuhi dengan program kebaikan saat saklar kejadian di (on)- kan, maka jasad akan merseponsnya. Kita hanya bisa melihat respons. Adapun hati adalah sesuatu yang sangat rahasia. Maka, bila ingin memiliki respons yang baik hendaknya kita siapkan program dan diwujudkan dalam rangkaian fikir-dzikir-amal. Yakni,

a. Bila hati kecewa, maka siapkan rangkaian sabar, maafkan, lupakan.
b. Bila hati bahagia, maka siapkan rangkaian syukur, terima kasih, ingat.

Itu dua rangkaian dasar yang tiap diri kita saat menjalani kehidupan akan mendapat pendewasaan. Maka, rangkaian itu pun akan berkembang sesuai dengan tantangan kehidupan dan kedewasaan kita. Kedewasaan akan dapatkan dari serangkaian tantangan yang mengelilingi kehidupan kita. Sayangnya, ada sebagian dari kita yang seringkali mundur dalam benturan tantangan yang begitu kuat. Malah, tak sedikit ada yang menyerah, putus asa di tengah jalan.

Peneliti Amerika: Puasa Senin-Kamis Menyehatkan

Berpuasa boleh dibilang sudah lama diketahui sangat baik untuk kesehatan. Tapi, sekarang manfaat berpuasa untuk kesehatan makin terbukti secara ilmiah. Bahkan para peneliti menyarankan bahwa ada baiknya mulai kembali berpuasa karena terbukti puasa dua hari dalam satu pekan sangat bermanfaat untuk kesehatan hormon dan perubahan metabolisme.

Saat ini ada bukti kuat bahwa berpuasa dua hari sangat baik. Puasa yang dimaksud di sini adalah mengonsumsi makanan hanya sekitar 500-800 kalori. Bandingkan dengan asupan harian sekitar 2.000 kalori untuk perempuan dan 2.500 kalori untuk pria.

Asupan itu bisa menurunkan tingkat pertumbuhan hormon yang terkait dengan kanker dan diabetes. Tak ketinggalan juga, mengurangi kolesterol buruk LDL dan lemak dalam darah. Sedangkan radikal bebas juga menurun.

MAAF "SAYA" MUSLIM...!!!

 “Ayah…ini selad kesukaanmu. Aku sudah makan tadi. Habiskan saja,” kata istriku saat pulang kantor. Tak perlu pakai lama, hidangan khas itu langsung tumpah ruah di piring. Kuah lumernya membuat lidah jadi ingin bergoyang lebih lama. Saat kuah terakhirnya memenuhi sendok, istriku datang. “Ups, coba enak gak?” katanya. Aku pun membiarkan kuah itu dituntaskannya. Sambil menggerakkan jempol tangannya. Ia pun berujar, “Enak  banget. Beda dari yang lainnya”
Begitulah. Cerita awal yang membuka kisah ini. Menu itu adalah sedekah dari teman kantor istriku yang sudah hampir satu tahun pindah tugas. ”Kalau beli di sana aja, harganya lebih murah dan enak” kata teman istriku. Ketika ada yang sedang tugas luar dan dekat dengan tempat yang disebutkan tadi. Pesanan untuk teman kantor selalu tak terlewatkan. Semua lidah sepakat untuk mengatakan hal yang sama.

PRAJURIT JAGA MALAM


Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu......
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !

(1948)
Siasat,
Th III, No. 96
1949

Ya Allah, Kenalkan Aku dengan Diriku


“Barangsiapa yang mengenal dirinya, ia akan sibuk untuk memperbaiki diri daripada sibuk mencari-cari aib dan kesalahn oranglain.”
(Ibnul Qayyim)

Salah satu pesan yang bisa kita petik dari petuah Ibnul Qayyim rahimahullah itu adalah kedalaman ilmunya tentang lintasan dan perasaan-perasaan jiwa. Ibnul Qayyim rahimahullah yang banyak berguru pada Imam Ibnu Taimiyyah itu berhasil mengenali karakter jiwa kemanusiaannya, sampai ia pun kemudian banyak mengeluarkan nasihat-nasihat yang maknanya sangat dalam dan menyentuh tentang jiwa.
Di antara ciri-ciri kebahagian dan kemenangan seorang hamba adalah bila ilmu pengetahuannya bertambah, bertambah pula kerendahan hati dan kasih sayangnya. Setiap bertambah amal-amal shalih yang dilakukan, bertambah pula rasa takut dan kehati-hatiannya dalam menjalankann perintah Allah. Semakin bertambah usianya, semakin berkuranglah ambisi-ambisi keduniaannya. Ketika bertambah hartanya, bertambah pula kedermawanannya dan pemberiannya kepada sesama. Jika bertambah tinggi kemampuan dan kedudukannya, bertambahlah kedekatanya pada manusia dan semakin rendah hati kepada mereka. Sebaliknya, ciri-ciri kecelakaan adalah  ketika bertambah ilmu pengetahuannya, semakin bertambah kesombongannya. Setiap bertambah amalnya, kian bertambah kebanggaannya pada diri sendiri dan penghinaannya pada orang lain. Semakin bertambah kemampuan dan kedudukannya, semakin bertambah pula kesombongannya. (Al Fawa-id, Imam Ibnul Qayyim).
Suasana apa yang terekam dalam jiwa kita saat membaca kalimat-kalimat tersebut? Bilakah kita berada dalam daftar orang-orang yang berbahagia dan menang? Atau celaka? Semoga Allah Swt. membimbing hati dan langkah kita untuk tetap memiliki karakter orang-orang yang berbahagia dan menang. Semoga Allah Swt. menjauhkan hati dan langkah kita dari karakter orang-orang yang terpedaya oleh ilmu, amal dan kemampuannya. Amiin.