Seperti biasanya, hari Ahad adalah hari mencuci “nasional” di kos saya. Di pagi buta, sekian baju di hangger telah berderet memenuhi tali jemuran. Sementara, saya baru merendam cucian sambil mengumpulkan sisa hangger yang masih nganggur dengan salah seorang adek kos. Tiba-tiba, hujan turun. Kami pun kalang-kabut menyelamatkan baju temen-teman yang telah dijemur. “Ya, belum sempat menjemur dah hujan. Kapan keringnya nih?” ujar adek kos mengeluh. Sempat terfikir membenarkan kata-katanya. Namun, segera kutepis pikiran tersebut. “Bagi Allah, urusan mengeringkan baju sangat mudah, Dek. Tenang saja,” ujarku menimpali.
Benar saja, tidak sampai bilangan jam, hujan telah reda dan sinar matahari begitu cerah. Kami pun segera menjemur kembali baju-baju yang ada. Hingga tengah hari, ternyata seragam-seragam kami telah kering. Hmm...jika kita yakin, Allah hanya perlu memerintahkan matahari bersinar sebentar saja untuk mengeringkan baju-baju kami. Maka tak pantaslah kita menyalahkan hujan. Allah tidak akan pernah salah dalam mengatur alam ini. Apapun itu. Termasuk saat terjadinya hujan.
Benar saja, tidak sampai bilangan jam, hujan telah reda dan sinar matahari begitu cerah. Kami pun segera menjemur kembali baju-baju yang ada. Hingga tengah hari, ternyata seragam-seragam kami telah kering. Hmm...jika kita yakin, Allah hanya perlu memerintahkan matahari bersinar sebentar saja untuk mengeringkan baju-baju kami. Maka tak pantaslah kita menyalahkan hujan. Allah tidak akan pernah salah dalam mengatur alam ini. Apapun itu. Termasuk saat terjadinya hujan.