Agar Tidak Bersifat Sombong Dan Angkuh

Beberapa panduan Imam Al- Ghazali supaya kita tidak bersifat sombong dan angkuh
  1. Jika berjumpa dengan kanak-kanak, anggaplah kanak-kanak itu lebih mulia daripada kita, karena kanak-kanak ini belum banyak melakukan dosa daripada kita. 
  2. Apabila bertemu dengan orang tua, anggaplah dia lebih mulia daripada kita karena dia sudah lama beribadat.
  3. Jika berjumpa dengan orang alim, anggaplah dia lebih mulia daripada kita karena banyak ilmu yang telah mereka pelajari dan ketahui.
  4. Apabila melihat orang jahil, anggaplah mereka lebih mulia daripada kita karena mereka membuat dosa dalam kejahilan, sedangkan kita membuat dosa dalam keadaan mengetahui.
  5. Jika melihat orang jahat, jangan anggap kita lebih mulia karena mungkin satu hari nanti dia akan insaf dan bertaubat atas kesalahannya.
  6. Apabila bertemu dengan orang kafir, katakan didalam hati bahwa mungkin pada suatu hari nanti mereka akan diberi hidayah oleh Allah dan akan memeluk Islam, maka segala dosa mereka akan diampuni oleh Allah.

Pengalaman Sedekah 10% Gaji

Saya Dien 27 tahun dari Depok, pekerjaan di bidang oil & gas services. Pengalaman saya bersedekah banyak mendatangkan ketentraman hati dan rezeki yang tidak diduga-duga. Sebenarnya dari kecil kami sekeluarga sudah diajarkan bersedekah, tetapi nominalnya tidak sebanyak setelah mendengar ceramah Ust. Yusuf Mansur. Misalnya, waktu kuliah saya biasa memasukkan ke kotak amal sejumlah 20 ribu-50 ribu rupiah. Hingga beberapa bulan kerja saya masih melakukan dengan nominal yang kurang lebih sama.

Bersedekah ala Ust.Yusuf Mansur bermula ketika saya memasuki masa kerja +/- 7 bulan di perusahaan yang lama. Kemudian hingga ujian datang kepada saya ketika pihak perusahaan mem-PHK saya dengan pesangon 1 bulan gaji.

Dari pesangon tersebut saya sedekahkan 300 ribu dengan niat mendapat kerja dengan gaji 3 juta. Setelah 4 bulan saya melaksanakan sholat dhuha hampir setiap pagi. Lalu, saya diterima kerja di perusahaan yang baru dengan gaji 4 juta/bulan.

Kemudian saya tambah sedekah saya menjadi 500 ribu rupiah ditambah amalan dhuha dan membaca Surat Al Waqiah tiap hari. Tiga bulan setelah itu saya pindah ke tempat kerja yang sekarang dengan gaji 5 juta/bulan ditambah uang lapangan.

Karena saya sudah yakin dengan kedahsyatan sedekah, maka saya tidak ragu-ragu untuk menyedekahkan lebih besar dari jumlah sebelumnya. Beberapa bulan pertama saya sedekahkan 1 juta, kemudian meningkat 1,2 juta, dengan doa dan harapan agar saya punya penghasilan sebesar 12 juta rupiah.

Selain bersedekah kita juga harus memperbaiki ibadah dengan rapi. Sholat wajib harus berjamaah di masjid, dilengkapi dengan sholat sunnah rowatib dan tepat waktu. Saya coba laksanakan semuanya itu, walau terkadang masih lama.

Hingga pada suatu waktu, Allah dengan Rahmat-Nya memberi rezeki melalui jalan yang berbeda. Saya dikirim training dari kantor ke Dallas,Texas selama 3 bulan. Selang sebulan saya dikirim training lagi 2 minggu di kuala lumpur. Luar biasanya lagi, setelah pulang dari training saya mendapat kenaikan gaji sebesar +/- 9.8jt + allowance + uang lapangan. Hingga pernah dalam sebulan saya mendapat 34 juta rupiah.

Kemudian saya membangun bisnis. Dalam 1 bulan saya mendapatkan profit +/- $600/bulan. Rencananya setengah dari profit tersebut saya sedekahkan dengan harapan saya bisa mendapat lebih banyak dan keberkahan. Saya juga ingin bisa beramal, beribadah, menghafal alquran di dalam hidup saya.

Akhirnya, saya menikah beberapa bulan setelahnya. Begitu juga bulan-bulan berikutnya selalu saya sisihkan untuk pesantren penghafal Quran walau jumlahnya tidak sebesar ketika saya masih bujangan dulu. Saya berpikir bahwa sedekah harus selalu ada tiap bulannya agar Allah selalu memenuhi kebutuhan kehidupan kami sekeluarga. Semoga kehidupan kita mendapat rezeki yang berlimpah dan berkah bisa terwujud dengan izin Allah melalui sedekah. (Dien-Depok, Jawa Barat)

sumber : www.hadila.com (edisi 71 - mei 2013)

Anak Yatim Penyejuk Hati

Inginkah hati Anda menjadi lembut dan damai? Rasulullah SAW memberi resep untuk itu. Kata beliau, ''Bila engkau ingin agar hati menjadi lembut dan damai dan Anda mencapai keinginanmu, sayangilah anak yatim, usaplah kepalanya, dan berilah dia makanan seperti yang engkau makan. Bila itu engkau lakukan, hatimu akan tenang serta lembut dan keinginanmu akan tercapai. (HR Thabrani).

Hadis tersebut memberikan petunjuk kepada umat Islam bahwa salah satu sarana untuk menenangkan batin dan mendamaikan hati ini adalah mendekati anak yatim, terlebih yatim piatu. Mengusap kepala mereka dan memberinya makan minum merupakan simbol kepedulian dan perhatian serta tanggung jawab terhadap anak yatim/piatu.

Berbuat baik terhadap anak yatim/piatu bukanlah sekadar turut membantu menyelesaikan lapar dan dahaga sosialnya. Tetapi, di sisi lain perbuatan itu merasuk ke dalam batin, menenteramkan hati, dan mendamaikan perasaan orang yang memberi perhatian kepada mereka. Berbagai ayat Alquran dan hadis Nabi banyak membicarakan betapa mulianya kedudukan anak yatim/piatu di mata Allah SWT.

Di dalam surat Ad-Dhuha ayat 9, Allah SWT melarang untuk melakuk

Rasulullah SAW terkenal dengan kelemahlembutannya yang demikian tinggi terhadap anak yatim/piatu. Diriwayatkan dalam sebuah hadis bahwa pada suatu hari raya Idul Fitri, Rasulullah SAW melihat seorang anak yatim, lalu beliau mengelus dan merangkulnya, berbuat baik padanya, membawa anak itu ke rumah beliau, lalu berkata kepada anak yatim itu, ''Wahai anak, maukah engkau bila aku menjadi ayahmu dan Aisyah menjadi ibumu?''

Jadi, anak yatim/piatu adalah sumber ketenangan batin, mendekati dan berbuat baik kepadanya akan menenangkan kalbu. Sebaliknya, jikalau anak yatim disakiti dan dizalimi, maka Allah SWT akan menurunkan kesengsaraan hidup kepada mereka yang berbuat sewenang-wenang itu. [Lalu Fahmi Husain]
an kekerasan kepada anak yatim/piatu. Firman Allah SWT: ''Adapun terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.'' Anak yatim yang ditinggal wafat oleh ayahnya dan yatim piatu yang ditinggalkan ayah-ibunya, mendambakan belaian dan kasih sayang dari orang lain. Baik keluarga terdekat maupun dari yang lainnya. Ia mengharapkan tumpuan kasih sayang dan sebaliknya juga sekaligus menjaga sumber kasih dan ketenangan itu. Orang yang menenangkan hati dan perasaan anak yatim, ia pun akan memperoleh balasan seperti itu pula, yakni ketenangan batin.

Si Bakhil Dan Pot Yang Beranak

Suatu hari Mullah Nasruddin Effendi meminjam sebuah ceret dari orang kaya dan mengembalikannya jauh sebelum tanggal yang dijanjikan. Sudah tentu, Mullah membayarnya. "Terima kasih tuan, dan selamat!" kata Mullah kepada orang kaya itu.

"Kenapa Anda mengucapkan selamat kepadaku?" tanya orang kaya itu.

Mullah Nasruddin memindahkan pot kecil serupa ceret dari sakunya ke dalam ceret yang besar dan menyodorkannya kepada orang kaya itu, "Ceret besar Anda telah melahirkan bayi pot yang indah ini?"

"Rupanya dia gila, tetapi apakah aku harus menolak pot kecil ini," pikir orang kaya itu. "Oh! Lihat bagaimana bayi kecil ini mirip ibunya," seru orang kaya sambil mengambil pot kecil itu dengan hati-hati dan menyimpannya di dalam rumahnya.

Dua hari kemudian Mullah Nasruddin datang lagi meminjam ceret besar itu. Waktu itu Mullah tidak harus menunggu lama, dia menerima ceret besar itu secepat pembayarannya kepada orang kaya itu.

Hari berikutnya Mullah tergesa-gesa masuk rumah orang kaya itu dengan muka cemberut dan berkata, "Tuan, sungguh berita jelek!"

"Apa ada famili Anda yang meninggal?" tanya orang kaya.

"Pot Anda mati, Tuan!" tambah Mullah.

"Apa? Tidak mungkin! Bagaimana pot dapat mati?" teriak orang kaya.

"Memang sungguh aneh, Tuan! Apabila pot itu bisa hamil dan melahirkan pot kecil, namun kenapa Anda tidak menerimanya bahwa dia bisa juga mati?," tegas Mullah.

www.republika.com Jumat, 10 Oktober 2003 

Sebutir Pasir

Penakluk pertama Mount Everest, puncak tertinggi dunia di Pegunungan Himalaya, Sir Edmund Hillary, pernah ditanya wartawan apa yang paling ditakutinya dalam menjelajah alam. Dia lalu mengaku tidak takut pada binatang buas, jurang yang curam, bongkahan es raksasa, atau padang pasir yang luas dan gersang sekali pun! Lantas apa?

"Sebutir pasir yang terselip di sela-sela jari kaki," kata Hillary.

Wartawan heran, tetapi sang penjelajah melanjutkan kata-katanya, "Sebutir pasir yang masuk di sela-sela jari kaki sering sekali menjadi awal malapetaka. Ia bisa masuk ke kulit kaki atau menyelusup lewat kuku. Lama-lama jari kaki terkena infeksi, lalu membusuk. Tanpa sadar, kaki pun tak bisa digerakkan. Itulah malapetaka bagi seorang penjelajah sebab dia harus ditandu."

Harimau, buaya, dan beruang, meski buas, adalah binatang yang secara naluriah takut menghadapi manusia. Sedang menghadapi jurang yang dalam dan ganasnya padang pasir, seorang penjelajah sudah punya persiapan memadai. Tetapi, jika menghadapi sebutir pasir yang akan masuk ke jari kaki, seorang penjelajah tak mempersiapkannya. Dia cenderung mengabaikannya.

Apa yang dinyatakan Hillary, kalau kita renungkan, sebetulnya sama den

Melihat kemungkinan potensi kerusakan besar yang tercipta dari dosa-dosa kecil itulah, Nabi Muhammad saw mewanti-wanti agar ummatnya tidak mengabaikan dosa-dosa kecil seraya tidak melupakan amal baik kendati kecil juga. Dalam kisah disebutkan, seorang pelacur masuk surga hanya karena memberi minum anjing yang kehausan.

Perbuatan yang cenderung dinilai sangat kecil itu ternyata di mata Allah punya nilai sangat besar karena faktor keikhlasannya. Bukankah semua roh yang ada di seluruh jagad ini, termasuk roh anjing tersebut, hakikatnya berasal dari Tuhan Yang Maha Pencipta juga? Itulah nilai setetes air penyejuk yang diberikan sang pelacur pada anjing yang kehausan.
gan orang yang mengabaikan dosa-dosa kecil. Orang yang melakukan dosa kecil, misalnya mencoba-coba mencicipi minuman keras atau membicarakan keburukan orang lain, sering menganggap hal itu adalah dosa yang kecil. Karena itu, banyak orang yang kebablasan melakukan dosa-dosa kecil sehingga lambat laun jadi kebiasaan. Kalau sudah jadi kebiasaan, dosa kecil itu pun akan berubah jadi dosa besar yang sangat membahayakan dirinya dan masyarakat.